PENGANTAR ULUMUL QUR'AN - (Tentang WAHYU)


Makalah
 PENGANTAR ‘ULUMUL QUR’AN
WAHYU
DOSEN PENGAMPU : Hefni Putra, Lc. M.A

SAEFUL FAHMI 
11734029

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN & TAFSIR B
FAKULTAS USHULUDDIN ADAB & DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PONTIANAK
2018

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Segala puji bagi Allah SWT tuhan semesta alam yang telah melimpahkan segenap karunia-Nya yang tiada terhingga kepada setiap hamba-Nya sehingga makalah mata kuiah Pengantar ‘ulumul Qur’an yang membahas tentang Wahyu ini pun alhamdulillah dapat terselesaikan meskipun tentunya masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, baik itu dari segi pembahasan maupun dari segi penulisannya.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tetap tercurahkan kepada Baginda alam junjungan ummat islam Nabi Muhammad SAW.

Dalam penciptaan alam semesta, manusia, jin dan selainnya. Allah mempunyai tujuan agar semua makhluq-Nya hanya beribadah kepada-Nya. Dalam rangka penyampaian pesan-pesan-Nya terutama kepada manusia dan jin, Allah menggunakan berbagai macam cara, salah satunya adalah Allah menyampaikan pesan-pesan-Nya secara langsung kepada orang-orang terpilih-Nya, yaitu para Nabi dan Rasul, atau melalui perantara malaikat Jibril AS yang disebut juga sebutan Amiinul Wahyi (Malaikat yang dipercaya untuk membawa dan menyampaikan wahyu).

Dengan adanya penulisan Makalah yang bertemakan Wahyu ini diharapkan bisa membawa manfaat bagi para membaca dan juga sebagai sumber penambah ilmu pengetahuan. Kami menyadari tentunya dalam pembuatan makalah ini tak luput dari kesalahan ataupun kekurangan, untuk itu kami mohon kritik dan saran dari para pembaca demi menyempurnakan makalah ini dikemudian hari.

Rumusan Masalah
1. Apa pengertian wahyu?
2. Bagaimana cara dan proses wahyu Allah turun kepada malaikat dan rasul?
3. Bagaimana cara penyampaian wahyu oleh malaikat kepada rasul?

Tujuan Penulisan
1. Dapat mengetahui apa itu Al-Qur’an, serta tujuan Adanya Al-Qur’an
2. Dapat mengetahui tentang  Wahyu dan Ilham yang Allah turunkan
3. Dapat mengetahui tentang pembagian dari Nama dan Sifat Dari Al-Qur’an


BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Wahyu
Secara bahasa, Al-wahyu atau wahyu adalah bentuk kata mashdar yang menunjukkan dua pengertian dasar yaitu : tersembunyi dan cepat. Oleh karena itu dapat diartikan sebagai pemberitahuan secara tersembunyi dan cepat yang khusus ditujukan kepada orang yang diberitahu tanpa diketahui oleh orang lain.

Adapun secara istilah wahyu dapat didefinisikan sebagai pemberitahuan kepada orang lain secara tersamar, pemberitahuan tersebut baik secara isyarat atau dengan lisan. Oleh karena itu, setiap apa yang disampaikan oleh seseorang kepada orang lain sehingga orang lain tersebut dapat memahaminya dapat juga diartikan sebagai wahyu. Dan dari segi ilmu Al-qur’an sendiri wahyu diartikan sebagai firman Allah yang diturunkan kepada Nabi dan Rasul-Nya.

Berikut beberapa ulasan Ulama Qurra’ tentang pengertian wahyu :
-Syekh Muhammad ‘Abduh
“ Pengetahuan yang didapatkan seseorang pada diri sendiri, disertai keyakinan bahwa pengetahuan tersebut berasal dari Allah, baik melalui perantara maupun tidak. Dan bisa melalui suara yang bisa didengar atau tanpa didahului oleh suara.”
-Syekh Manna’ Khalil al-Qatthan
“ Wahyu adalah kalam Allah yang diturunkan kepada orang terplih diantara hamba-hamba-Nya, yaitu hidayah yang dikehendaki-Nya, dengan cara yang tersamar dan cepat.”
-Menurut Kalangan Pakar Ushul Fiqh
“ Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi-Nya Muhammad berupa Mukjizat, membacanya mempunyai ibadah, diturunkan secara mutawattir, dan ditulis pada mushaf, dan dimulai dari awal surat Al-Fatihah dan sampai pada surat An-Nass.”

Wahyu Didalam Al-Qur’an
Dalam Al-qur’an kata wahyu terulang sebanyak 78 kali. Dari sekian banyak pengulangan tersebut, pengertian wahyu mencakup berbagai macam hal, berikut ini uraiannya :

  • Wahyu yang berarti ilham fitri yang berarti Ilham yang bersifat Fitrah kepada manusia. Ilham, sebagai bawaan dasar manusia. seperti wahyu terhadap ibu Nabi Musa,

وَأَوْحَيْنَا إِلَى أُمِّ مُوسَى أَنْ أَرْضِعِيهِ
Artinya: “Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa, ‘Susuilah dia …’.” (Al-Qashash:7).


  • Wahyu yang berarti Ilham naluriyah/instink kepada binatang. Ilham berupa naluri pada binatang, seperti wahyu kepada lebah,

وَأَوْحَى رَبُّكَ إِلَى النَّحْلِ أَنِ اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتًا وَمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ
Artinya: “Dan Tuhanmu telah mewahyukan kepada lebah, ‘Buatlah sarang di bukit-bukit, di 
pohon-pohon kayu, dan di rumah-rumah yang didirikan manusia’.” (An-Nahl: 68).

  • Wahyu dalam pengertian berbicara dengan bahasa isyarat kepada orang lain. Isyarat yang cepat melalui rumus dan kode, seperti isyarat Zakaria yang diceritakan Al qur’an,

فَخَرَجَ عَلَى قَوْمِهِ مِنَ الْمِحْرَابِ فَأَوْحَى إِلَيْهِمْ أَنْ سَبِّحُوا بُكْرَةً وَعَشِيًّا
Artinya: “Maka keluarlah dia dari mihrab, lalu memberi isyarat kepada mereka, ‘Hendaknya 
kamu bertasbih di waktu pagi dan petang’.” (Maryam: 11). 

  • Wahyu dalam pengertian inspirasi-inspirasi atau bisikan-bisikan kejahatan dari syetan. Bisikan dan tipu daya setan untuk menjadikan yang buruk kelihatan indah dalam diri manusia. 

وَإِنَّ الشَّيَاطِينَ لَيُوحُونَ إِلَى أَوْلِيَائِهِمْ لِيُجَادِلُوكُمْ
Artinya : “Sesungguhnya setan-setan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu.” (Al-An’am: 121).

  • Wahyu Al-quran kepada para malaikat berupa intruksi untuk dilaksanakan.

Apa yang disampaikan Allah kepada para malaikatnya berupa suatu perintah untuk dikerjakan. firman Allah swt :
إِذْ يُوحِي رَبُّكَ إِلَى الْمَلائِكَةِ أَنِّي مَعَكُمْ فَثَبِّتُوا الَّذِينَ آمَنُوا 
Artinya : ingatlah ketika Tuhanmu mewahyukan kepada malaikat, ‘Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkanlah pendirian orang-orang yang beriman’.” (Al-Anfal: 12).

  • Wahyu berarti penyampaian informasi dari Allah kepada para Nabi-Nya, baik secara langsung maupun melalui perantara malaikat Jibril. 

Firman Allah : 
وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُكَلِّمَهُ اللَّهُ إِلا وَحْيًا أَوْ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ أَوْ يُرْسِلَ رَسُولا فَيُوحِيَ بِإِذْنِهِ مَا يَشَاءُ 
Artinya : “ Dan tidaklah patut bagi seorang manusia bahwa Allah akan berbicara  kepadanya kecuali dengan perantaraan wahyu atau dari belakang tabir atau dengan mengutus utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan izin-Nya apa yang Dia kehendaki. (asy-syura :51)

Dari pengertian wahyu diatas, jelaslah bahwa Al-qur’an menggunakan kata Wahyu untuk berbagai macam pengertian, yang semuanya mempunyai arti pemberian informasi kepada orang lain secara cepat dan tersamar. Subjek yang memberi wahyu bisa dari Allah SWT, bisa dari seseorang, dari Malaikat atau bahkan dari syetan.


Cara-Cara Allah Mewahyukan Kalam-Nya Kepada Para Nabi
Ada dua macam cara penyampaian wahyu allah kepada para nabi/rosul-Nya, yaitu :

1. Melalui perantara
- Datangnya malaikat dalam bentuk asli atau dalam bentuk seorang laki-laki.
- Datangnya suara dencingan lonceng atau suara yang amat kuat seperti dengungan suara lebah.

2. Tidak melalui perantara
- Mimpi yang benar didalam tidur
- Kalam Allah dari balik tabir
- Kalam Allah langsung kepada Nabi
وَكَلَّمَ اللَّهُ مُوْسَى تَكْلِيْمًا
            Artinya: “Dan, Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung”. 

Menurut beberapa riwayat yang telah diketahui, wahyu Allah yang di sampaikan kepada nabi Muhammad SAW. Melalui beberapa macam cara, di antaranya:
  • Mimpi yang benar. Turunnya wahyu dari Allah kepada nabi Muhammad salah satunya adalah melalui mimpi yang benar dalam tidur. 

Di dalam shahih muslim, Anas r.a berkata “Ketika Rasulullah SAW pada suatu hari berada diantara kami di dalam masjid tiba-tiba Beliau mendengkur, lalu mengangkat kepala beliau dengan keadaan tersenyum. Aku tanyakan kepadanya ‘Apakah yang menyebabakan Engkau tertawa wahai ya Rasulullah?’ Beliau menjawab ‘Tadi telah turun sebuah surah’ lalu  membacakan surah Alkautsar ayat 1-3. “

Hal ini juga sama seperti peristiwa yang dialami oleh Nabiyullah Ibrahim AS. Yang diceritakan didalam Al-qur’an : “ Wahai anakku! Sesungguhnya aku melihat dalam mimpiku bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatnmu”. Ismail menjawab “wahai Bapakku! Kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insyaAllah akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. (QS.As-Shaffat : 32).
  • Jibril menghembuskan wahyu kedalam jiwa nabi Muhammad, sedangkan nabi sendiri tidak melihat jibril.
  • Wahyu datang kepada nabi Muhammad bagaikan gemerincingnya suara lonceng atau suara lebah dengan teramat kerasnya. Wahyu seperti ini yang paling dirasakan paling sedikit dan paling berat oleh nabi Muhammad ketika menerimanya. 
Dalam satu riwayat sahabat al-Harits bin Hisyam bertanya kepada Rasulullah SAW seraya berkata: "Wahai Rasulullah bagaimana wahyu itu datang kepadamu? Maka Rasulullah SAW menjawab, bersabda: Kadang-kadang datang kepadaku seperti gemuruhnya bunyi lonceng, dan itu yang paling berat bagiku. Maka begitu berhenti bunyi itu dariku, aku telah menguasai apa yang sudah diucapkan-Nya.” 
  • Malaikat Jibril datang kepada nabi dalam bentuk yang asli, dan kadang dalam bentuk seseorang manusia (laki-laki). kemudian malaikat Jibril menyampaikan wahyu allah kepada nabi Muhammad. Seperti yang telah diceritakan dalam suatu riwayat :
tersebut dalam hadis yang diriwayatkan dari Aisyah Ummul Mukminin r.a., bahwa Hans bin Hisyam r.a. bertanya kepada Rasulullah s.a.w. mengenai hal itu. Dan jawab Nabi:

“Kadang-kadang ia datang kepadaku bagaikan dencingan lonceng, dan itulah yang paling berat bagiku, lalu ia pergi, dan aku telah menyadari apa yang dikatakannya. Dan terkadang malaikat menjelma kepadaku sebagai seorang laki-laki, lalu dia berbicara kepadaku, dan aku pun memahami apa yang dia katakan.”

Hal ini juga dijelaskan dalam Al-qur’an :                                                                 إِنَّا سَنُلْقِى عَلَيْكَ قَوْلًا ثَقِيلً

Artinya: " Sesungguhnya kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat."(Al-Muzammil: 5)

  • Allah berfirman kepada nabi Muhammad. Secara langsung tanpa melalui malaikat Jibril seperti pada peristiwa malam Isra’ wal Mi’roj.
  • Allah menanamkan wahyu kedalam jiwa nabi Muhammad. Secara langsung tanpa melalui perantara malaikat Jibril. 
D. Fungsi Wahyu
Wahyu berfungsi memberi informasi bagi manusia. Yang dimaksud memberi informasi disini adalah wahyu memberi tahu manusia, bagaimana cara berterima kasih kepada tuhan, menyempurnakan akal tentang mana yang baik dan yang buruk, serta menjelaskan perincian upah dan hukuman (pahala dan dosa) yang akan diterima manusia di akhirat.

Sebenarnya wahyu secara tidak langsung adalah senjata yang diberikan Allah kepada Nabi-Nya untuk melindungi pengikutnya dari ancaman orang-orang yang tidak menyukai keberadaannya. Dan sebagai bukti bahwa beliau adalah utusan sang pencipta yaitu Allah SWT.

Ada beberapa kekuatan wahyu, yaitu :

  • Wahyu ada karena izin Allah, atau karena pemberian Allah.
  • Wahyu lebih condong melalui dua mukjizat yaitu Al-Quran dan As-Sunnah.
  • Membuat suatu keyakinan pada diri manusia.
  • Untuk memberi keyakinan yang penuh pada hati tentang adanya alam ghoib.
  • Wahyu turun melalui ucapan Nabi-Nabi. 

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

  • Pengertian wahyu
Secara bahasa, Al-wahyu atau wahyu adalah bentuk kata mashdar yang menunjukkan dua pengertian dasar yaitu : tersembunyi dan cepat. Oleh karena itu dapat diartikan sebagai pemberitahuan secara tersembunyi dan cepat yang khusus ditujukan kepada orang yang diberitahu tanpa diketahui oleh orang lain. 
Adapun secara istilah wahyu dapat didefinisikan sebagai pemberitahuan kepada orang lain secara tersamar, pemberitahuan tersebut baik secara isyarat atau dengan lisan. Oleh karena itu, setiap apa yang disampaikan oleh seseorang kepada orang lain sehingga orang lain tersebut dapat memahaminya dapat juga diartikan sebagai wahyu. Dan dari segi ilmu Al-qur’an sendiri wahyu diartikan sebagai firman Allah yang diturunkan kepada Nabi dan Rasul-Nya.


  • Wahyu dalam berbagai pemahaman dalam Al-qur’an
Wahyu yang berarti ilham fitri yang berarti Ilham yang bersifat Fitrah kepada manusia. Ilham, sebagai bawaan dasar manusia. (Al-Qashash:7)

Wahyu yang berarti Ilham naluriyah/instink kepada binatang. Ilham berupa naluri pada binatang, seperti wahyu kepada lebah. (An-Nahl: 68).

Wahyu dalam pengertian berbicara dengan bahasa isyarat kepada orang lain. (Maryam: 11).

Wahyu dalam pengertian inspirasi-inspirasi atau bisikan-bisikan kejahatan dari syetan. Bisikan dan tipu daya setan untuk menjadikan yang buruk kelihatan indah dalam diri manusia. (Al-An’am: 121).

Wahyu Al-quran kepada para malaikat berupa intruksi untuk dilaksanakan. (Al-Anfal: 12).

Wahyu berarti penyampaian informasi dari Allah kepada para Nabi-Nya, baik secara langsung maupun melalui perantara malaikat Jibril.  (asy-syura :51)


  • Cara penyampaian wahyu
Mimpi yang benar. Turunnya wahyu dari Allah kepada nabi Muhammad salah satunya adalah melalui mimpi yang benar dalam tidur.

Jibril menghembuskan wahyu kedalam jiwa nabi Muhammad, sedangkan nabi sendiri tidak melihat jibril.

Wahyu datang kepada nabi Muhammad bagaikan gemerincingnya suara lonceng atau suara lebah dengan teramat kerasnya. Wahyu seperti ini yang paling dirasakan paling sedikit dan paling berat oleh nabi Muhammad ketika menerimanya.

Malaikat Jibril datang kepada nabi dalam bentuk yang asli, dan kadang dalam bentuk seseorang manusia (laki-laki). kemudian malaikat Jibril menyampaikan wahyu allah kepada nabi Muhammad.

 Allah berfirman kepada nabi Muhammad. Secara langsung tanpa melalui malaikat Jibril seperti pada peristiwa malam Isra’ wal Mi’roj.

Allah menanamkan wahyu kedalam jiwa nabi Muhammad. Secara langsung tanpa melalui perantara malaikat Jibril.

DAFRTAR PUSTAKA

  • Rika rahma wuni.2017.ulumul qur’an.pontianak.
  • Anas al-hifni.2015.pengantar ulumul qur’an.bogor.unida press
  • Atang abd hakim dkk.2014.metodologi studi islam.bandung.PT remaja rosdakarya
  • Ahmad fathoni.2016.tuntunan praktis 99 maqra’ qira’at mujawwad.jakarta.cipta media
  • Depag RI.2009.mukaddimah Al-qur’an dan tafsirnya.lembaga percetakan al-qur’an departemen agama

Komentar

populer post

TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK DAN BERSIH (GOOD CLEAN AND GOVERNANCE)

ULASAN SINGKAT TRADISI YASINAN DAN TAHLILAN